Ialebih memilih mendefinisikan bencana yang terjadi sebagai akibat dari pembakaran hutan. Jadi mayoritas kebakaran terjadi memang karena dibakar. Pelakunya adalah korporasi, ujarnya dalam diskusi di Bilangan Menteng, Sabtu (24/10).Dia menyebutkan pola pembakaran dilakukan dengan sangat sistematis.
Otoritas Provinsi Quebec di Kanada mengabarkan bahwa mereka berharap hujan dan bantuan dari pihak luar dapat membantu memadamkan lebih dari 100 titik kebakaran hutan yang menghasilkan kepulan asap hingga ke kota-kota di pesisir setempat mengatakan bahwa pada Senin 12/6/2023 akan ada sekitar petugas pemadam kebakaran, termasuk lebih dari 100 petugas dari Prancis, untuk mengatasi kobaran api di provinsi berhutan lebat yang hanya berpenduduk 8,5 juta orang Quebec mencakup wilayah dengan wilayah melebihi luas gabungan Jerman, Spanyol, dan Prancis.“Hujan diperkirakan akan turun, tetapi dalam beberapa hari, kami memperkirakan tetap akan ada resiko yang kritis. Kedatangan petugas pemadam kebakaran Prancis benar-benar akan membantu kami,” ujar Maite Blanchette Vezina Menteri Kehutanan kepada wartawan, Jumat 9/6/2023.Pada Jumat malam dilaporkan terjadi 422 kebakaran di seluruh Kanada, dengan 125 kasus di antaranya terjadi di Quebec. Kebakaran hutan Kanada secara rutin terjadi pada bulan-bulan musim panas yang lebih hangat tetapi cakupan kebakaran saat ini – dan kemunculannya yang lebih awal – belum pernah terjadi Cheng, ahli meteorologi setempat, mengatakan kepada wartawan pada Jumat bahwa hujan akan mengguyur Quebec pada akhir pekan. Belum dapat dipastikan apakah curah hujan mampu untuk memadamkan setempat mengatakan meskipun beberapa pemukiman kecil telah dievakuasi, namun tidak banyak kemajuan dalam usaha memadamkan kobaran api di sana.“Saat ini kondisinya sangat kering. Kami mengingatkan warga untuk berhati-hati agar kami dapat melakukan yang terbaik untuk meredakan bencana musim kebakaran ini,” kata David Eby, pemimpin provinsi British Columbia kepada wartawan, lebih dari orang telah dievakuasi dari kota-kota di utara Kehutanan Vezina mengatakan beberapa jalan yang telah ditutup kini dibuka ditanya tentang potensi memulangkan orang-orang yang mengungsi untuk kembali ke rumah, menteri keamanan publik Quebec Francois Bonnardel mengatakan situasi diprediksi masih kritis hingga Senin lingkungan federal akan memberikan laporan singkat kepada wartawan pada pukul 1130 waktu setempat pada Sabtu untuk membahas perkiraan terbaru untuk Quebec dan Ontario.ant/iss
ForumCSR Lampung, kata Saptarini, mengapresiasi segala bantuan, apapun itu bentuknya. Bantuan tidak pernah bisa dinilai oleh rupiah saja. Tetapi, semangat yang digerakkan oleh hati nurani terhadap sesama inilah yang perlu kita apresiasi. "Bahkan tenaga relawan yang turun ke lapangan, kami sangat berterima-kasih," tegasnya.
Kapan terakhir kamu pergi ke hutan? Kapan terakhir kamu menanam pohon? Mungkin itu pertanyaan aneh bagi kamu, tapi pertanyaan-pertanyaan itu sangatlah bermakna untuk ditanyakan pada hari ini. Kenapa? Karena hari ini telah ditetapkan sebagai Hari Hutan Sedunia. Hari yang dijadikan batu peringatan akan pentingnya ekosistem hutan yang didominasi oleh spesies-spesies pohon di seluruh dunia untuk menopang seluruh kehidupan di Bumi ini, khususnya manusia dan bagaimana kita bisa menekan laju kerusakan ekosistem tersebut. Hutan melindungi iklim di planet kita, melindungi kita dari banjir dan erosi tanah. Hutan juga menyediakan air yang sangat esensial bagi hidup manusia dan menumbuhkan tanaman-tanaman pangan kita, juga menyediakan sumber-sumber tanaman obat yang sangat berharga. Hutan adalah rumah bagi keanekaragaman hayati, flora dan fauna, serta sumber makanan dan penopang ekonomi bagi masyarakat adat setempat. Lebih dari itu, bagi kita bangsa Indonesia, hutan-hutan kita dan keanekaragaman hayati serta budaya bersumber daripadanya, yang terhampar dari Sabang sampai Merauke merupakan anugerah Tuhan dan identitas terkuat bangsa ini. Meskipun diakui sebagai ekosistem yang sangat penting di planet ini, dan berbagai komitmen sukarela dari pemerintah berbagai negara maupun perusahaan-perusahaan dicanangkan untuk melindungi hutan yang tersisa, pada kenyataannya laju kerusakan hutan-hutan deforestasi di dunia semakin memprihatinkan. Berdasarkan analisis Greenpeace, sejak 1990–2015, kita telah kehilangan hutan di Indonesia sebanyak 24 juta ha, yang disebabkan terutama karena perluasan industri perkebunan sawit, industri kertas dan bubur kertas, serta illegal logging yang saat ini mulai mengancam hutan-hutan terakhir kita di Papua, sepanjang 2015-2018 saja sudah 130,000 ha hutan telah dibabat untuk perluasan perkebunan sawit. Jejak jaringan area penggundulan hutan untuk perkebunan kelapa sawit di Kwala Kwayan. The World Research Institute WRI mencatat laju kehilangan tutupan hutan di seluruh dunia sebesar 29,7 juta ha di tahun 2016, dan 29,4 juta ha pada tahun 2017. Setengahnya terjadi di daerah tropis, termasuk di Indonesia. Emisi Gas Rumah Kaca tahunan dari hilangnya tutupan hutan tropis yang memicu pemanasan global dan perubahan iklim pada tahun 2015-2017 adalah 63% lebih tinggi dari rata-rata selama 14 tahun terakhir. Kehancuran hutan yang juga merupakan rumah bagi satwa-satwa iconic Indonesia seperti Gajah Sumatera, Harimau Sumatera, Orang Utan membuat mereka semakin diambang kepunahan, para ilmuwan memperkirakan Orangutan akan punah pada 2030 apabila kerusakan hutan terus terjadi. Ini sungguh miris dan memprihatinkan, di tengah janji-janji manis perlindungan hutan. Dampak perubahan iklim semakin nyata di depan mata kita, utamanya bagi Indonesia yang sangat rentan kondisi alam dan geografisnya. Saat ini kita kembali berduka, begitu banyak bencana ekologis seperti banjir baru-baru ini di Sentani, tanah Papua yang memakan korban manusia, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan sejak Januari sampai hari ini, kebakaran hutan di Riau membakar hampir 2,000 ha lahan dan mengakibatkan ribuan saudara-saudara kita di sana tercekik asap dan terserang ISPA, terutama bayi dan balita Seorang warga berusaha melintasi banjir di Sentani, Jayapura, Papua. Para ilmuwan sudah memperingatkan kepada kita, kita hanya punya waktu 12 tahun untuk bisa mempertahankan suhu bumi pada derajat celcius untuk bisa menyelamatkan diri dari perubahan iklim. Solusi paling efektif juga ada di depan mata yaitu menghentikan deforestasi dan memulihkan ekosistem hutan yang rusak. Sekarang. Ya, mulai dari sekarang. Itulah mengapa banyak program penanaman jutaan pohon menjadi kehilangan tujuannya, disamping karena kegagalan teknis dan tidak dibarengi dengan menghentikan kerusakan yang massif tepat dijantungnya, jantung kerusakan hutan tersisa di Indonesia. Dan saat ini yang kita perlukan tidak hanya menghentikan deforestasi tetapi juga bagaimana agar para perusak hutan bertanggungjawab dengan memulihkan ekosistem hutan dan gambut yang dirusaknya yang menimbulkan kerugian bagi lingkungan dan manusia. Hal ini sejalan dengan prinsip polluter pays principle, dan mendorong negara agar lebih serius dalam menerapkan kebijakan-kebijakan yang pro perlindungan hutan dan restorasi dan penegakan hukum terhadap para perusahaan perusak hutan. Pemandangan hutan primer dari udara di dekat Sungai Digul, selatan Papua. Terus bagi kita yang tinggal di kota-kota besar, yang jauh dari hutan, apa dong yang bisa kita lakukan untuk melindungi hutan? Ada banyak hal. Beberapa di antaranya adalah mulai menanam berbagai macam tanaman atau pohon, untuk mengurangi polusi dan menciptakan kesegaran udara dan positive vibes di sekitarmu. Syukur-syukur kamu bisa panen buah yang dihasilkan dari tanaman-tanaman tersebut, asyik kan? Atau kamu juga bisa aktif di kotamu untuk menjaga hutan-hutan kota yang terancam dan melestarikannya, atau juga bergabung dalam kegiatan TuaiTumbuhBersama dan menjadi seorang PenjagaHutan bersama Greenpeace dan jutaan orang di dunia untuk menghentikan perusahaan-perusahaan perusak hutan, menuntut mereka dan mendorong pemerintah untuk memenuhi komitmennya untuk melindungi hutan dan gambut yang tersisa di Indonesia termasuk segera memulihkan hutan-hutan dan ekosistem yang rusak. Terima kasih untuk kamu semua yang sayang sama hutan-hutan kita. Selamat Hari Hutan Sedunia, mari kita lindungi dan pulihkan. Lindungi Hutan Kebakaran hutan tidak hanya mengancam kehidupan manusia, tapi juga mengancam satwa liar asli Indonesia yang terancam punah. Bantu kami wujudkan Nol Deforestasi. Ikut Beraksi Musibahkebakaran hutan yang diikuti bencana asap yang menutupi jarak pandang dan mengganggu pernapasan nampaknya sudah menjadi langganan negeri ini. Riau sebagai salah satu provinsi yang menjadi langganan tetap musibah ini. Tercatat sejak 10-15 tahun terakhir ini bencana alam ini hampir tidak pernah lupa datang berkunjung.

Jakarta - Kebakaran hutan dan lahan karhutla sudah menjadi bencana yang terus berulang setiap tahun. Bencana ini sudah berlangsung lebih dari tiga dekade. Pada 2020 bahaya karhutla kembali mengancam. Kali ini datang bersamaan dengan pandemi Covid-19. Pemerintah melihat ancaman ganda tersebut berpotensi menyerang orang-orang yang sangat rentan, seperti para lansia dan penderita komorbid hipertensi, diabetes, jantung, dan penyakit paru seperti infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA. Update Covid-19 Senin 12 Juni 2023 Positif Sembuh Meninggal Update Covid-19 per 11 Juni 2023 Positif Sembuh Meninggal Update Covid-19 Sabtu 10 Juni 2023 Positif Sembuh Meninggal "Orang bilang ini duet maut, Covid-19 dan kebakaran hutan. Semuanya menyerang pernapasan. Kita jaga betul agar tidak terjadi asap," kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim PPI, Ruandha Agung Sugardiman kepada di Jakarta, Selasa 25/8/2020. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK, kata Ruandha, sudah menyiapkan solusi permanen untuk mencegah karhutla agar tak terjadi lagi. "Kita jauh lebih siap dari tahun-tahun sebelumnya, kita sudah dapat trek yang bagus untuk solusi permanen tersebut," kata Ruandha. Ruandha mengatakan pihaknya bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika BMKG dan TNI Angkatan Udara sudah menemukan tiga langkah untuk memitigasi karhutla. Yaitu dengan rasio pengendalian titik api, analisis iklim, serta pengendalian landscape. Rasio pengendalian titik api ini, misalnya, dengan mendeteksi dini titik api agar dapat segera dipadamkan, penegakan hukum bagi penyebab kebakaran, dan membentuk masyarakat peduli api MPA. Sementara analisis iklim ini digunakan untuk melakukan modifikasi cuaca. Sementara pengendalian landscape ini dilakukan untuk melihat daerah mana saja yang lahan gambutnya kekurangan air. Nantinya, kata Ruandha, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT dan BMKG bekerja sama untuk melihat potensi awan dan arah angin untuk melakukan modifikasi cuaca. Sehingga hujan turun di lahan gambut yang minim air. "Kita lakukan adalah mantain agar tinggi muka air di gambut tinggi sehingga tetap basah, perlunya TMC teknologi modifikasi cuaca ini untuk memperpanjang musim penghujan ini," ujar dia. Ke depan, kata Ruandha, kerja sama BPPT dan BMKG untuk modifikasi cuaca akan menjadi solusi permanen mencegah kebakaran hutan dan lahan. "Jadi kita dengan BPPT dijadikan solusi permanen tidak harus KLHK request BPPT dulu baru lakukan TMC, jadi BMKG dan BPPT melakukan analisis, begitu mau musim kemarau kemudian potensi awan masih ada BPPT bisa langsung TMC," kata dia. Sistem ini, kata Ruandha, akan diperluas dengan membuat sistem Smart TMC. Sehingga sistem ini bisa digunakan secara nasional dan tidak hanya untuk mitigasi karhutla, tetapi juga mengatasi kekeringan, waduk kosong, dan lainnya. "Kita bisa jatuhkan awan di situ," kata dia. Saat ini sebanyak 6 provinsi sudah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan karhutla. Lama masa siaga darurat pun berbeda-beda setiap daerah. Antara lain, di Riau siaga darurat ditetapkan pada 11 Februari-31 Oktober 2020, Sumatera Selatan yaitu 20 Mei- 31 Oktober 2020. Kemudian Jambi siaga darurat pada 29 Juni-26 September 2020, Kalimantan Barat pada 2 Juli-30 November 2020, Kalimantan Tengah pada 1 Juli-28 September 2020 dan Kalimantan Selatan 1 Juli-30 November 2020. Adapun berdasarkan data KLHK, enam provinsi yang berstatus siaga darurat telah mencatat dampak karhutla. Di Riau hektare terdampak, Sumatera Selatan hektare terdampak, Jambi hektare terdampak. Kemudian, Kalimantan Barat sebanyak hektare terdampak, Kalimantan Tengah hektare terdampak, dan Kalimantan Selatan hektare Siaga Darurat Karhutla Saat Pandemi Covid-19. Akibat Covid-19 Ruandha menambahkan, di tengah pandemi Covid-19 ini tentu pihaknya memiliki hambatan dalam mengantisipasi karhutla. Misalnya, semua anggaran kementerian dan lembaga difokuskan untuk mengatasi pandemi Covid-19 sehingga anggaran penanganan karhutla berkurang. Padahal, semua personel harus melakukan protokol kesehatan dalam menjalankan tugasnya. "Kami punya 170-an Manggala Agni pemadam kebakaran hutan Indonesia kita harus biayain APD-nya dan menjaga kesehatannya," kata dia. Solusinya, KLHK, BPPT, dan BMKG bersama-sama mitigasi karhutla dengan saling mengisi. "Kalau kerja sendiri-sendiri tidak akan selesai. Dulu minta untuk TMC susah sekali karena ada kepentingan lainnya, kalau sekarang lebih mudah," kata dia. Hambatan lainnya, adalah adanya beberapa daerah yang memiliki potensi karhutla namun masyarakatnya melarang orang luar untuk masuk dengan alasan khawatir tertular Covid-19. "Padahal kalau tidak dilakukan patroli dan sosialisasi kan potensi kebakarannya tinggi," ujar dia. Selain itu, ada pula masyarakat korban PHK yang membuka lahan pertanian di kawasan hutan. Hal ini juga berpotensi menimbulkan karhutla. Solusinya, KLHK membentuk Masyarakat Peduli Api MPA berkesadaran hukum paralegal, yaitu masyarakat setempat yang direkrut untuk dilatih bagaimana mengendalikan kebakaran hutan. "Kita beri latihan sederhana sehingga kalau ada api kecil mereka bisa memadamkan sendiri, kalau besar mereka bisa panggil manggala agni," ucap dia. Selain itu, mereka juga dibekali dengan pengetahuan hukum. Sehingga mereka mengetahui bagaimana hukumnya jika membakar lahan dan hutan. Inilah yang akan disebarluaskan ke masyarakat setempat. Saat ini KLHK sudah memiliki personel MPA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga membuat proyek percontohan di 12 desa dengan mengedukasi masyarakat soal pengetahuan hukum tentang sanksi bagi pembakar hutan. Masyarakat desa juga dibekali dengan latihan untuk menggerakkan perekonomian mereka. "Kita lakukan pilot project, 7-12 desa, masyarakatnya kita rekrut, kita latih, dengan pengetahuan hukum, kita beri training dan bagaimana melakukan kegiatan ekonomi mereka. Kita juga beri honor, dengan mereka tahu UU, dengan harapan mereka bisa tahu bahwa membakar hutan ada sanksi," kata dia. Harapan ke depan, proyek ini akan diperluas ke desa-desa lainnya. Selain itu, KLHK juga mengandeng kementerian pertanian untuk melatih masyarakat bagaimana membuat lahan pertanian tanpa membakar video pilihan di bawah iniPresiden Joko Widodo menegaskan kembali upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan karhutla harus terus dilakukan. Persiapan terhadap hal tersebut sudah harus berjalan dan dikoordinasikan dengan baik menjelang puncak BNPB Atasi KarhutlaPetugas berjibaku memadamkan Karhutla di kawasan pesisir Riau beberapa waktu lalu. SyukurBNPB sendiri melakukan berbagai antisipasi untuk mencegah karhutla yang hampir terjadi di beberapa provinsi. BNPB telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mencegah karhulta di masa pandemi Covid-19. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, pihaknya mengedepankan pelibatan semua unsur yakni pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media massa. "Unsur dengan masing-masing peran diharapkan dapat mencegah terjadinya kebakaran sejak dini, khususnya di provinsi yang kerap dilanda karhutla. BNPB selalu menekankan upaya pencegahan dibandingkan pemadaman karena langkah ini lebih efektif untuk menghindari dampak yang luas," kata Raditya, Senin, 24 Agustus 2020. Upaya pencegahan menghadapi karhutla, kata Raditya, BNPB mendorong untuk pengembangan pengetahuan tentang kapasitas pengelolaan hutan dan lahan pada masyarakat. Selain itu, kata Raditya, BNPB melakukan beberapa langkah teknis, yakni monitoring sistem peringatan dini melalui informasi fire danger rating system FDRS dari BMKG, pantauan titik panas atau hot spot dari Lapan maupun ketinggian muka air di lahan gambut dari Badan Restorasi Gambut BRG. Kemudian, kata dia, BNPB telah meminta pemerintah daerah di tingkat provinsi, kabupaten dan kota untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan pencegahan menghadapi karhulta, seperti penetapan status siaga darurat. Pencegahan dapat dilakukan, seperti pemadaman titik api sedini mungkin melalui satuan tugas darat maupun udara. BNPB juga mengerahkan personel yang diterjunkan di 6 provinsi yang berstatus siaga darurat. Keenam provinsi tersebut adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Setiap provinsi mendapatkan dukungan personel. Perhitungan komposisi personel di setiap daerah terdiri TNI dan Polri 40 persen, Manggala Agni 20, masyarakat 30, dan berbagai unsur 10. Sedangkan satuan udara, BNPB dan BPBD menggunakan pemadaman menggunakan water boombing dan teknologi modifikasi cuaca. Pelaksanaan water boombing menggunakan armada helikopter yang telah ditempatkan di beberapa provinsi. BNPB, kata dia, menyiagakan armada untuk pengeboman dan pemantauan, terdiri 3 helikopter di Jambi, 11 di Sumatera Selatan, 8 di Riau, 1 di Kalimantan Barat dan 5 di Kalimantan Tengah. Di samping helikopter, satuan udara didukung dengan pesawat fixed-wing untuk menebar garam di udara atau cloud seeding. "Pemerintah daerah merupakan penanggung jawab utama dalam penanganan darurat di wilayahnya. BNPB dan kementerian/lembaga akan memberikan pendampingan dalam penanganan karhutla di daerah. Dukungan yang akan diberikan untuk penguatan daerah yakni penguatan koordinasi dan komando melalui pos komando dan pusat pengendali operasi," ujar dia. Penanganan Karhutla di Riau Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi mengatakan, tak ingin kebakaran hutan dan lahan seperti yang terjadi tahun lalu terulang kembali. Jenderal bintang dua ini merapatkan barisan bersama Pemerintah Provinsi Riau, TNI, Manggala Agni dan relawan. Di mana saat ini, Riau punya Dashboard Lancang Kuning sebagai deteksi dini titik panas indikasi karhutla, pengecekan serta mobilisasi personel ke titik api. "Kami bersama TNI, pemda dan msyarakat menghadapi ancaman karhutla dengan kesiapan yang prima dalam koordinasi dan kolaborasi dalam Dashboard Lancang Kuning Nusantara yang telah mampu memadamkan titik api diseluruh wilayah Riau selama tahun 2020 sampai dengan 25 Agustus 2020," kata Agung kepada di Jakarta, Selasa 25/8/2020. Selain teknologi, Agung selalu minta pendapat kepada ahli, datuk atau pemangku adat serta masyarakat untuk berdiskusi seperti apa solusi yang dibutuhkan. "Semoga tahun ini bisa menuntaskan karhutla, setiap hari bisa melihatmu langit biru," kata Agung. Sementara Gubernur Riau Syamsuar beberapa waktu lalu mengatakan sudah mengambil beberapa langkah agar tak terjadi karhutla di wilayahnya. Yaitu pemetaan daerah rawan bencana yang kini ada di 346 desa dan 99 kecamatan. Lalu, inventarisasi kembali izin 387 perkebunan dan 62 keutanan terkait kebijakan satu peta untuk mengetahui tumpang tindih Pada Restorasi GambutKondisi terakhir Karhutla di Aceh IstManager Kampanye Pangan, Air, dan Ekosistem Esensial Walhi, Wahyu Perdana mengatakan, agar karhutla tidak terus berulang maka perlu pendekatan ekosistem. Di mana hal ini sangat dipengaruhi oleh proses restorasi gambut. Kemudian yang kedua pemerintah perlu melakukan evaluasi izin hutan dan lahan. Khususnya pada izin konsensi yang terbakar baik perkebunan maupun hutan. "Kami punya catatan sepanjang rentang 2019 hingga quartal 1 tahun 2020, banyak sekali proses restorasi tidak dijalankan dengan baik. Harusnya bikin kanal buat bloking kanal untuk dialirkan ke gambut yang harusnya tinggi permukaan air tanahnya, tapi ini lebih rendah," kata Wahyu kepada Menurut Wahyu water booming dan modifikasi cuaca tidak akan cukup menghentikan kebakaran hutan khususnya di wilayah gambut. "Ekosistem gambut itu kurang lebih adalah ekosistem alami yang berasal dari unsur hara. Ketika kemudian itu dieksploitasi oleh industri kehutanan ataupun perkebunan gambut jadi kering seperti busa yang tebal, ketebalannya bisa belasan atau puluhan meter," ujar dia. Jadi ketika terbakar, kata dia, titik apinya itu tidak selalu berada di permukaan. Wahyu mencontohkan, seperti kapuk yang terbakar api bisa menjalar bahkan sampai 1 kilometer. Jika penyiramannya tidak sempurna, kata dia, maka hanya menghasilkan asap yang lebih banyak. "Secara teoritis modifikasi cuaca untuk memadamkan khususnya pada ekosistem gambut tidak akan efektif. Untuk memadamkan api di lahan gambut butuh hujan yang intens dan panjang," ujar dia. Sehingga hal yang paling efektif untuk memitigasi karhutla adalah restorasi gambut agar tetap basah. Wahyu mengatakan, jika terjadi kebakaran hutan di tengah pandemi Covid-19 ini akan memperparah risiko masyarakat terjangkit sakit paru-paru. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Lokasikebakaran yang jauh dari jalan dan berada di daerah pesisir menjadikan bantuan helikopter akan sangat diperlukan.* Baca juga: Seluruh bupati-wali kota di Riau diperintahkan dirikan posko siaga karhutla Baca juga: Tanggulangi kebakaran hutan, pasukan Kostrad tiba di Riau Baca juga: Panglima TNI tinjau karhutla di Riau

Personel TNI berupaya melakukan pemadaman di tengah pekatnya asap kebakaran lahan gambut di Kampar, provinsi Riau pada 17 September 2019. Kebakaran hutan dan lahan karhutla yang masih terjadi membuat sejumlah wilayah di Provinsi Riau terpapar kabut asap. AP/Rafka MajjidringkasanDonasi yang bisa diberikan untuk korban kabut asap dan kebakaran hutan lahan terbuka di Kalimantan dan SumateraTabung oksigen, masker, obat tetes mata, dan deretan kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk membantu para korban kabut asap dan kebakaran lahan hutan terbuka di Kalimantan dan Jakarta Indonesia sedang berduka. Pasalnya, kabut asap dan kebakaran hutan lahan Karhutla kembali terjadi di sejumlah titik wilayah di Indonesia. Walau sebenarnya hal ini sudah menjadi 'langganan' setiap tahunnya. Namun, hal ini tak boleh kita diamkan saja. Berdasar data Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB sampai Rabu 18/9/2019 Ada titik panas kebakaran hutan dan lahan di seluruh Indonesia pagi ini. Jumlah titik panas ini terungkap berdasar data Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB hingga pukul WIB. Titik tersebut tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali. Seperti yang dikutip dari "Total seluruh Indonesia hektare lahan terbakar selama Januari hingga Agustus. Sementara, hingga pagi ini, ada titik panas," ujar Plh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo, dalam siaran petugas pemadam kebakaran berupaya melakukan pemadaman di tengah pekatnya asap kebakaran di Kampar, provinsi Riau pada 17 September 2019. Kebakaran hutan dan lahan karhutla yang masih terjadi membuat sejumlah wilayah di Provinsi Riau terpapar kabut asap. ADEK BERRY / AFPBanyaknya titik panas tersebut tentu membuat kualitas udara di Riau masuk dalam kategori berbahaya. Di Sumatera Selatan sendiri kualitas udaranya masuk ke dalam kategori tidak sehat. Di Kalimantan, titik api tersebar di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Kualitas udara di Kalimantan Barat dan Tengah mencapai level berbahaya dengan jumlah titik api 346 serta 281 buah. Kejadian ini sangatlah membuat pilu. Pasalnya, lahan hutan yang terbakar bukanlah akibat faktor alam. Namun hal ini sengaja dibuat oleh manusia. Bahkan hingga kini, pihak berwajib telah menetapkan sejumlah tersangka yang dinilai bertanggung jawab pada kejadian ini. Kejadian luar biasa ini juga menjadi fokus pemerintah. Ragam upaya hingga saat ini masih dilakukan untuk memadamkan api yang terus membakar lahan-lahan tersebut. Walau bagaimanapun, efek dari kebakaran ini sudah semakin mengkhawatirkan. Ekosistem alam flora dan fauna yang hidup di hutan hujan Kalimantan dan Sumatera rusak. Sejumlah fauna bahkan ditemukan tewas akibat tak sempat menyelamatkan diri. Tak hanya itu saja, kesehtan penduduk sekitar juga semakin terancam kondisinya. Salah satu masalah kesehatan yang mengancam jiwa mereka adalah Infeksi Saluran Pernafasan ISPA hal ini terjadi akibat partikel debu dan asap yang mampu menginfeksi paru-paru. Tak hanya itu, gizi mereka juga semakin menurun. Hal ini dikarenakan banyak warga yang tak bisa ke luar rumah untuk membeli bahan makanan. Sehingga mereka hanya mengandalkan makanan instan untuk dikonsumsi. Keprihatinan ini sangatlah menyita perhatian. Walau lokasi kita jauh dari area bencana, namun banyak hal yang bisa kita lakukan untuk meringankan penderitaan mereka. Yuk, kita cek sejumlah aksi nyata yang bisa kita donasi yang dibutuhkanPresiden Joko Widodo atau Jokowi memeriksa kerusakan akibat kebakaran hutan dan lahan karhutla di Pekanbaru, Riau, Selasa 17/9/2019. Tanpa mengenakan masker, Jokowi turun langsung ke lahan gambut yang sudah habis terbakar. Handout/Indonesian Presidential Palace/AFP1. Mengirimkan donasi masker Masker yang diperlukan bukanlah masker biasa. Namun yang dibutuhkan adalah jenis masker respirator atau yang biasa disebut dengan masker N95. Masker ini dalah jenis masker polusi yang mampu menyaring polutan dan partikel halus hingga 95 persen. 2. Tabung oksigen Ini juga sangat penting dan dibutuhkan. Mengingat kualitas udara bersih sangatlah minim. Maka, ada baiknya untuk sesekali menghirup oksigen bersih dari tabung yang dimiliki. Bagi kalian yang ingin mendonasikan, maka tabung oksigen jenis apapun akan sangat diperlukan. 3. Obat tetes mata Asap dan kebakaran tersebut tentu membuat mata menjadi perih. Oleh sebab itu, penggunaan obat tetes mata yang dapat membantu membersihkan dan menghidrasi area mata juga menjadi donasi yang akan sangat membantu. 4. Bahan pangan Ketersediaan pangan juga sangat terbatas. Aktivitas masyarakat yang sangat terganggu membuat persediaan pangan semakin menurun. Mengirimkan bantuan pangan seperti beras, makanan instan, dan bahan pokok lainnya akan jadi wujud nyata yang dapat sangat membantu para korban dan relawan di area bencana. 5. Obat-obatan Vitamin dan obat-obatan juga menjadi salah satu bentuk donasi yang bisa kamu berikan bagi para penderita Kahutla di Kalimantan dan Sumatera. Obat-obatan dasar serta vitamin pastinya akan jadi hal yang sangat berharga. 6. Kebutuhan bayi Mengingat banyak bayi yang menjadi korban, maka perlengkapan kebutuhan bayi seperti popok, susu, dan makanan bayi juga masuk ke dalam daftar kebutuhan bantuan bagi masyarakat yang terpapar untuk KarhutlaSederet organisasi menggalang bantuan untuk mengumpulkan donasi bagi para korban Karhutla di Sumtera dan Kalimantan. Salah satunya adalah yayasan KitaBisa. Sahabat Fimela bisa melihat info selengkapnya di untuk melihat bagaimana prosedur penggalangan bantuan yang bisa kamu ikuti.GrowFearless with FIMELA

kesehatan Bagi korban yang selamat dievakuasi ke tempat yang aman, sedangkan korban yang meninggal dunia, dievakuasi, dan dimakamkan. Evakuasi dilakukan oleh masyarakat sekitar yang tidak terkena bencana, sukarelawan, tim SAR atau dari TNI 3. Pemberian Bantuan yang Dibutuhkan Korban Korban bencana sangat membutuhkan bantuan. TRIBUNTIMUR.COM MAKASSAR - Kementerian Sosial RI melalui Balai Toddopuli Makassar menyerahkan bantuan untuk anak korban bencana kebakaran pemukiman yang terjadi pada Rabu 11 Agustus 2021 lalu di Jalan Muhammad Tahir Kelurahan Jongayya Kecamatan Tamalate Makassar, Sabtu (28/8/2021). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 W6RMjB.
  • e76o3urtwg.pages.dev/430
  • e76o3urtwg.pages.dev/88
  • e76o3urtwg.pages.dev/178
  • e76o3urtwg.pages.dev/190
  • e76o3urtwg.pages.dev/245
  • e76o3urtwg.pages.dev/260
  • e76o3urtwg.pages.dev/458
  • e76o3urtwg.pages.dev/364
  • bantuan yang sangat diperlukan oleh korban bencana kebakaran hutan adalah